Siapa yang tidak mengenal sosok Ki Hadjar Dewantara beliau adalah Tokoh Pahlawan Nasional dan seorang pelopor pendidikan untuk kaum pribumi Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Beliau memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Seperti dilansir dari lpmpriau.kemdikbud.go.id, Senin (03/05/2021).
Beliau dibesarkan dilingkungan kraton Yogyakarta dan merupakan anak GPH Soerjaningrat, yang merupakan cucu dari Pakualam III. Saat berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soerjadiningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara dan tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan.
Sosok Ki Hadjar Dewantara
Beruntung karena terlahir sebagai anak dari keluarga bangsawan, beliau mendapatkan kesempatan bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), Sekolah Dasar (SD) pada zaman Belanda di Indonesia untuk anak-anak Eropa atau Belanda dan juga kaum bangsawan yang ada di Indonesia.
Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di STOVIA, kuliah jurusan dokter di Batavia pada zaman kolonial Hindia-Belanda yang saat ini menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selama kuliah beliau menjadi aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis atau penulis suarat kabar, politisi, dan pelopor pendidikan. Beliau mendirikan Perguruan Taman Siswa yaitu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi pribumi jelata untuk dapat memperoleh hak pendidikan seperti halnya para anak-anak Priayi atau Belanda.
Dari perjalananya, beliau tertarik pada bidang kejurnalistikan dan mulai bekerja dibeberapa surat kabar pada zaman koloneal Belanda, seperti Sediotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.
Ki Hadjar Dewantara juga dikenal dengan semboyannya yaitu "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" Artinya adalah Semboyan itu dapat diartikan sebagai, "Di depan, Seorang Pendidik Harus Bisa Menjadi Teladan, Di Tengah Murid, Pendidik Harus Bisa Memberikan Ide, Dan di Belakang, Seorang Pendidik Harus Bisa Memberikan Dorongan".
Dengan perjuangannya melawan pemerintahan Belanda pada saat itu, Ki Hadjar Dewantara mampu mengangkat derajat anak-anak pribumi jelata untuk dapat mendapatkan hak pendidikan. Maka dari itu Pemerintah Indonesia menetapkan pada tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional tanggal kelahiran beliau tersebut ditentukan karena untuk mengenang perjuangan dalam hal konsentrasi pada bidang pendidikan.
Masih banyak cara untuk mengenang semangat juang beliau, bukan hanya sekedar ikut memperingati Hari Pendidikan Nasional saja, melainkan kita dapat memulainya dengan menumbuhkan kecintaan untuk semangat belajar.
Belajar bukan hanya dalam dunia pendidikan formal tetapi juga dalam pengetahuan non formal.
Penulis : Rini KIM Kota Serang.