SERANG - Tradisi tidak luntur diterpa angin maupun hujan. Tradisi menjadi makin melekat di sanubari dan dalam aliran darah para pendekar TTKKDH.
Tradisi bukanlah aturan yang mengikat tetapi aturan yang menjadi panduan dalam menghargai para Kasepuhan, para Guru dan pejuang penjaga garda Kebudayaan.
Menjelang Ramadhan 1442 Hijriyah, murid-murid dan para pelatih maupun insan KESTI TTKKDH menghentikan kegiatan pelatihan olah kanuragan pencak silat, agar lebih khusu dalam melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-badah lainnya selama bulan Ramadhan sehingga dapat lebih dekat dengan Sang Pencipta.
Padepokan Badak Libels yang berlokasi di Perumahan Bumi Serang Baru dalam menyambut kedatangan Ramadhan melaksanakan penutupan latihan Seni Budaya Pencak Silat Kesti TTKKDH pada Jumat, 2 April 2021 dengan melakukan evaluasi dan pemberian nasihat oleh Ustadz Ikhsanuddin.
Wejangan ustadz tidak lepas dari pembinaan mental pada seorang yang sedang memperdalam ilmu agar orang tersebut tidak menjadi manusia yang sombong dan congkak. Keahlian menjadikan bekal seseorang dalam membawa dan melindungi diri sendiri dan anggota masyarakat, “Bukan buat jago-jagoan, nakut-nakuti orang.” tekan Ustadz Ikhsanuddin, Kamis (08/04/2021).
Evaluasi atas latihan selama enam bulan sejak September 2020 hingga Maret 2021 untuk mengetahui penguasaan jurus/Kelid maupun Seni Ibingan yang biasanya ditampilkan pada upacara-upacara penyambutan tamu.
Para murid Padepokan Badak Libels pada acara penutupan ini berani tampil untuk menunjukkan pada para orang tua, kasepuhan dan para pelatih, yang ternyata tidak sia-sia telah membimbing selama enam bulan.
Tampilan Rampak Lima dengan jurus Tepak Dua, para remaja putri membuka penampilan dengan kompak dan semangat, yang berturut-turut ditampilkan rampak dua putra maupun Drama Silat yang dipimpin oleh Kak Verita Shalavita Koapaha, yang memadukan antara drama dan silat Kesti TTKKDH.
Turut memeriahkan kegiatan penutupan pelatihan, penampilan dari sesepuh dan murid Padepokan Ki Agung Lontar Pos maupun pertunjukan debus dari padepokan Ki Yatim Gempol.
Penulis : RFK KIM KATA LIBELS
