SERANG - Lingkungan juga merupakan alam yang harus tetap dijaga, sampah merupakan salah satu hal yang dapat merusak dan mencemari lingkungan.
Meskipun masih dalam nuansa bulan puasa tidak memutuskan semangat dari temen-temen Penggiat Pecinta Lingkungan (PEPELING) di Kota Serang untuk mencari sampah organik maupun sampah non organik.
Hampir setiap hari pengurus PEPELING dapat mengumpulkan 1 ton sampah di pasar rau yang akan dipilih kembali atau didaur ulang agar menjadi suatu barang yang dapat memiliki nilai jual lebih.
Sampah organik seperti buah-buahan busuk dan sisa makanan yang yang didapat di pasar rau akan dikonversikan dan dihabiskan oleh Lalat atau Maggot Black Soldier Fly (BSF) yang secara cepat sampah organik akan menjadi kompos dan kemudian dibudidayakan di TPS3R di Jalan Raya Sepang Kota Serang.
Adapun sampah non organik seperti sampah plastik dan kertas dapat didaur ulang menjadi vas bunga, lampu lampion, asbak dan lainnya.
Ketua PEPELING, Dudi Apriliadi mengatakan walaupun dalam keadaan puasa bukan menjadi hambatan dan alasan kawan-kawan untuk tidak mencari sampah.
"Puasa bukan menjadi penghalang ataupun hambatan untuk kami pengurus PEPELING mencari sampah," katanya saat di konfirmasi melalui telepon seluler, Kamis (07/05/2021).
Kedepannya Dudi berharap, agar masyarakat dapat ikut serta dalam menjaga lingkungan dan kelestarian alam. Seperti yang dilakukan oleh pengurus Penggiat Pecinta Lingkungan (PEPELING) di Kota Serang.
TPS3R bertujuan untuk mengurangi, menggunakan juga mendaur ulang suatu sampah. Pendekatan pengelolaan 3R yaitu memilah sampah, mengelolaan sampah organik yang kemudian akan dijadikan kompos.
Diketahui, Dudi Apriliadi merupakan pendiri PEPELING dan berhasil menggunakan TPS3R menjadi tempat pengelolaan sampah organik yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dengan baik.
Dudi juga dikenal sebagai tokoh kreatif dan aktif dalam beberapa organisasi salah satunya masih menjabat sebagai Ketua Forum Kelompok-Komunikasi Informasi (FK-KIM) Kota Serang.
Penulis : Rini KIM Kota Serang.
