KOTA SERANG- Usai menerima laporan dari warga link. Masjid Jeranak Banjarsari, Kec. Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten 42123, tentang seseorang anak perempuan yang membutuhkan kursi roda.
Wali Kota Serang, Budi Rustandi bergegas berkunjung untuk mengetahui secara langsung situasi dan kondisi warga tersebut.
Nampak terlihat dipangkuan sang ibu, anak berparas cantik bernama aira (8) yang menderita mikrosefali, yaitu kondisi langka yang menyebabkan ukuran kepala bayi lebih kecil dari normal karena otak tidak berkembang dengan sempurna selama kehamilan atau berhenti tumbuh setelah lahir.
Wali Kota Serang, Budi Rustandi memberikan biaya untuk membeli Kursi roda Cerebral Palsy OneHealth atau kursi roda yang memiliki fitur seperti body protect untuk stabilitas tubuh, sandaran yang bisa diatur kemiringannya, dan bantalan busa untuk kenyamanan.
Ia juga memberikan santunan kepada orang tua Aira untuk keperluan berobat dan kebutuhan sehari-hari, seperti beras, biskuit dan lainnya.
Budi mengungkapkan setalah melihat situasi dan kondisi, Aira (8). Ia mengatakan sebagai manusia sudah barang tentu ingin memberikan bantuan yang terbaik untuk Aira.
"Tadi lihat kan saya memberikan kursi yang ada pengikatnya. Kebetulan pemerintah tidak punya ya, jadi pemerintah pakai uang pribadi saya. Semoga itu bermanfaat untuk saya nanti di akhirat, tentunya bermanfaat juga untuk yang memakai. Gitu ya," ucap Budi
Ia berharap sinergi dan kolaborasi secara bersama ini (Pentahelix) bisa terus ditingkatkan. Mengingat, kata Budi budaya masyarakat Indonesia itu terkenal dengan semboyan gotong royong atau saling membantu antar sesama.
"Saya berharap budaya saling bantu ini terus digalakkan, kalau di wilayah Kota Serang ada yang mampu ketika ada tetangganya sedang kesusahan bisa saling membantu. Jadi untuk menyemangati bahwa kita harus sama-sama peduli sama manusia yang punya harta lebih bisa melakukan hal yang sama," harapanya
Sementara itu, Kepala Puskesmas Banjar Agung, Yuliana mengungkapkan adinda Aira (8) sudah mengalami Kelumpuhan pada keempat anggota gerak (lengan dan kaki) atau istilah medisnya Quadriplegia (atau Tetraplegia) di usia 6 bulan.
Menurutnya, diagnosa ini didapat usai orang tua, Aira melangsungkan pengobatan di Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) terdekat. Karena adinda Aira di usia 6 bulan itu mengalami kejang.
"Dari hasil itu pihak posyandu menyarankan untuk meminta rujukan ke puskemas yang nantinya ditunjukkan ke Rumah Sakit khusus," ucapnya
ia juga menambahkan bahwa setelah melangsungkan penelusuran di posyandu tempat ibu, air kontrol ternyata saat melahirkan tumbuh kembangnya bermasalah.
"Memang pada saat melahirkan itu sudah tidak apa untuk tumbuh kembang bayinya," Jelasnya
Selanjutnya, dr. Mega Martin selaku dr. Puskesmas Banjar Agung, menceritakan bahwa saat memeriksakan kandungannya kepada doker kandungnya (obgyn). Dokter obgyn tersebut, kata Mega memberikan diagnosa, yaitu mikrosefali.
Lantas itu, lanjut Mega proses lahirnya, adinda Aira sendiri itu di rumah sakit swasta. Namun, karena Kendala dari biaya, pihak keluarga itu meminta untuk pulang atau Atas Permintaan Sendiri (APS).
"Pengobatan itu rutin dilangsungkan, namun kendala biaya terhenti dan Akhirnya pada saat usia 6 bulan terjadi kejang. Setalah itu berobat di rumah saja dengan bidan terdekat, karena enggak ada biaya," ungkap dr. Mega
Ia menjelaskan bahwa penderita penyakit mikrosefali Ukuran kepala lebih kecil dari normal dan mengalami Keterlambatan perkembangan, seperti motorik, bicara, dan kemampuan belajar dan Kesulitan koordinasi dan keseimbangan.
dr. Mega juga memberikan saran untuk bisa melangsungkan produktivitas secara mandiri itu, bisa dilakukan dengan terapi.
"Jadi awalnya memang harusnya dibawa ke dokter poli anak nanti disarankan untuk terapi rehab medik itu. Itu membantu untuk bisa melangsungkan produktivitas nya secara mandiri walaupun enggak total 100% seperti itu," jelasnya
Ia juga menjelaskan bahwa langkah Puskemas Banjar agung telah menyarankan untuk orang tua, Aira membuat surat rujukan ke puskesmas. Setalah itu, lanjut dr. Mega pihak puskesmas akan memberikan rujukan ke rumah sakit, poli anak.
"Nanti dari pihak rumah sakit, poli anak akan melaksanakan terapi selama dibutuhkan, dan itu gratis. karena di tanggung BPJS bisa gratis," terangnya
Diakhir wawancaranya, ia berharap untuk keluarga, Aira agar rutin melangsungkan pengecekan kesehatannya di puskesmas secara rutin.
"Hasil memang tidak bisa langsung instan, akan tetapi kalau kita sudah berusaha, semoga aja ya, kita namanya berusaha ikhtiar semoga aja ada hasilnya seperti itu," pungkasnya.
Penulis: Admin.
Categories
More News